Teori Apungan Benua Dan Asal-usul Pembentukan Benua

Teori Apungan Benua (Continental Drift)


         

          Seperti yang kita tahu sekarang,bahwa permukaan bumi yang kita tinggali ini terdiri atas daratan dan perairan. Di mana daratan tersebut terbagi menjadi beberapa bagian daratan yang sangat luas yang kita sebut sebagai benua. Benua atau kontinen merupakan daratan yang sangat luas. Di permukaan bumi ini terdapat 7 benua yaitu benua Asia,Eropa,Afrika,Australia,Amerika Utara,Amerika Selatan,dan Antartika. Namun,kalian sudah tahu belum bagaimana proses benua ini terbentuk ataupun apakah kalian pernah berpikir tentang Asal-usul pembentukan benua? Nah, diartikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimanasi proses terbentuknya benua itu.

           Proses pembentukan benua sudah banyak diteliti oleh para ahli sejak zaman dahulu. Teori yang menyertai dan menjelaskannya pun tidak sedikit. Namun kali ini kita hanya akan membahas satu teori saja,yaitu teori apungan benua atau continental drift. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh seorang ahli geofisika dan meteorologi Jerman,yakni Alfred Wegener pada tahun 1912. Weegener menyebutkan jika benua yang ada saat ini dahulunya adalah satu benua yang kemudian terpecah bagiannya hingga saat ini,benua tersebut disebut superbenua Pangaea.Teori ini menjelaskan bahwa benua ini merupakan sebuah daratan yang mengapung dan dapat bergerak akibat dari adanya arus konveksi bumi. Penjelasan ilmiah akan teorinya diabaikan beberapa waktu karena tidak adanya data dan bukti dengan teori tersebut.

      

      Pangaea merupakan super benua yang terbentuk sekitar 300 juta tahun lalu selama era Mesozoikum dan mulai meretak serta memecah menjadi beberapa bagian dalam periode waktu 200-150 juta tahun lalu. Benua ini dikelilingi oleh samudra yang sangat luas yaitu samudra panthalassa. Seiring waktu pada masa pertengahan mesozoikum, Pangaea terbagi menjadi benua Laurasia dan Gondwana serta melahirkan laut baru,yaitu tethys.


      Alfred Wegener mengatakan jika benua-benua yang ada saat ini tampak seperti puzzle yang jika disatukan akan terbentuk sebuah bentuk yang satu dan padu. Ini merupakan bukti yang cukup signifikan tentang keberadaan super benua pangaea. Tempat yang paling menonjol saat disatukan adalah pantai barat laut Afrika dengan pantai timur Amerika Sealatan,sehingga dapat menjelaskan jika lokasi tersebut dahulunya pernah menjadi satu daratan yang kemudian terpisah. Setelah dilakukan pemetaan batas kerak benua antara benua Afrika dan Amerika,ditemukan hasil yang cocok dan mendekati sempurna. Hanya sekitar 90 Km terjadi overlap atau ketidakselarasan garis pantainya. 

       Selain melihat kesamaan garis pantainya, Alfred Wegener juga menyampaikan tetntang kesamaan karakteristik geologi batuan dikedua tempat yang berbeda. Setelah ditemukan metode untuk menghitung umur batuan, ditemukan kesamaan umur batuan di daerah barat Afrika dengan timur laut Brazil, yakni batuan yang berumur sekitar 550 juta tahun lalu. Namun juga ditemukan batuan yang umurnya lebih muda tapi dikedua tempat tidak memiliki kesamaan struktur dan jenis. Ini diperkirakan jika batuan yang memiliki kesamaan jenis dan umur dahulunya pernah menjadi satu tempat dan mengalami proses pembentukan batuan yang sama,tetapi batuan yang berbeda jenis dan berumur lebih muda diperkirakan terbentuk saat kedua tempat tersebut mulai memecah dan berpisah. Selain kesamaan jenis batuan juga dijelaskan pula tentang kesamaan rantai pegunungan di daerah Amerika Utara dengan daratan Eropa. Kedua tempat tersebut jika disatukan akan membentuk sebuah jalur pegunungan yang satu dengan struktur pembentuk yang identik sama. Kesamaan tersebuat pada deretan pegunugan Appalachian di Amerika Utara dengan pegunungan Caledonides di Irlandia dan Skandinavia.


        Penjelasan lain yang Wegener paparkan adalah tentang kesamaan fosil yang ditemukan di wilayah berbeda. Alfred Wegener menemukan fosil pohon paku purba Glossopteris yang ditemukan di selatan Afrika,selatan Amerika,Australia,India,dan Antartika. Bibit paku purba tersbut yang besar dan berat tidak mungkin disebarkan oleh angin dan air ke masing-masing benua tersebut. Selain menemukan fosil paku purba, ditemukan pula fosil dari reptil Mesosaurus di selatan Brazil dan Selatan Afrika. Reptil tersebut bukan termasuk golongan perenang,sehingga tidak mungkin jika Mesosaurus dapat menyebrangi lautan dan berpindah tempat. Dari penemuan-penemuan diatas dapat disimpulkan jika penemuan fosil yang sama di beberapa tempat berbeda dimungkinkan jika dahulunya mereka memilki kesamaan tempat habitat yang kemudian terpisah.

       Kemudian setelah Alfred Wegener meninggal ditemuka pula Paleomagnetisme yaitu studi tentang rekaman medan magnet bumi di batuan atau bahan arkeologi. Paleomagnetik kemudian menjadi bukti kebenaran dari teori apugan benua dan transformasinya menjadi lempeng tektonik. Ini menjadi penguat jika pergeseran dan pecahnya benua diakbitkan oleh lempeng tektonik. Dengan adanya ilmu ini nantinya akan memunculkan teori baru yaitu pergerakan benua akibat dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik pada litosfer bumi.

   


     


Komentar